Sejarah GKPS Jemaat Kebayoran
Pada periode tahun 1976-1978 sudah mulai dibicarakan oleh ST Drs A.D Damanik
sering berbincang dengan Bpk Serman Sinaga dan Bapak Djakira Damanik,
bagaimana supaya di Kebayoran Lama dibentuk Kebaktian Minggu bisa bergantian yang bisa
digunakan untuk kebaktian Minggu. Ada pemikiran saat itu untuk meminjam Aula/Barak kosong yang ada di Komplek Kodam Tanah Kusir
tetapi karena sulit proses untuk meminjam maka tidak dilanjutkan.
Mengingat Karena jauhnya ke GKPS Cikoko, GKPS Salemba dan GKPS Cempaka Putih.
Saat itu sudah banyak keluarga Simalungun Yang tinggal di daerah Kebayoran Lama
Fase 1978 - 1981
Pertengahan 1978 hingga 1979, “Keinginan untuk bisa berkebaktian di daerah
kebayoran lama semakin meluas dan menjadi bagian dari perbincangan dikalangan warga GKPS yang berdomisili di Kebayoran Lama,
antara lain yang mensponsori : St Drs Alex Djunia Damanik, Pegawai Departemen Keuangan RI/anggota Majelis Jemaat
GKPS Cikoko Resort Jakarta – Jawa, Djakira Damanik, Pegawai Departemen Penerangan RI juga anggota GKPS Cikoko dan Serman Sinaga,
Anggota TNI AD / Dep Hankam RI juga anggota GKPS Cikoko,
pertemuan demi pertemuan diarahkan Untuk menjejaki kemungkinan bisa mengadakan kebaktian di daerah Kebayoran Lama dengan segala pertimbangannya,
St Drs Alex Djunia Damanik mengambil inisyatif untuk menghimpun dan mengadakan pertemuan dengan sejumlah warga GKPS yang berdomisili di Kebayoran Lama,
serta membicarakan kepada antara lain : St AD Girsang, Sardin Damanik, Walsinus Sinaga, Porhot Sipayung, R.O Sinaga, Djamarauli Purba,
Constan Purba, Kariaman Sinaga, Drs Lesman Sitio, Djamarudin Saragih, Rachman Damanik SH, St Edi Saragih, Souki Purba dll.
Baca selengkapnya